Perubahan Pemimpin di PT Garuda Indonesia Tbk

PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) mengalami perubahan signifikan dalam susunan direksi dan komisaris. Dua warga asing, Balagopal Kunduvara dan Neil Raymond Mills, ditunjuk sebagai Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko serta Direktur Transformasi. Sementara itu, Glenny H. Kairupan, warga Indonesia, diangkat menjadi Direktur Utama maskapai nasional tersebut.

Balagopal Kunduvara berasal dari Singapore Airlines, sedangkan Neil Raymond Mills berasal dari Green Africa Airways. Penunjukan ini dilakukan setelah melalui proses evaluasi yang mendalam, yang didukung oleh penasihat khusus di bidang penerbangan. Glenny H. Kairupan menggantikan Wamildan Tsani Panjaitan, yang sebelumnya menjabat selama 11 bulan. Sebelumnya, Glenny pernah menjabat sebagai Komisaris Garuda.

Perubahan ini merupakan hasil dari Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) PT Garuda Indonesia yang digelar di Jakarta pada Rabu, 15 Oktober 2025. Rosan Roeslani, CEO Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara), menjelaskan bahwa langkah ini adalah bagian dari strategi penguatan manajemen dan implementasi rencana penyehatan yang lebih konkret.

"Penyehatan Garuda ini kan sudah berkali-kali dicoba, sudah disuntik modalnya, tapi tidak mencapai hasil maksimal. Sekarang kami tidak mau setengah-setengah. Kami melihat yang paling penting itu orangnya, manajemennya, yang punya goals dan rencana yang baik, tapi juga bisa mengimplementasikannya dengan segera," ujar Rosan dalam keterangan resmi.

Meski demikian, Rosan menegaskan bahwa langkah ini bukan bentuk ketidakpercayaan terhadap jajaran sebelumnya. Ia menyatakan bahwa tujuan utamanya adalah memperkuat kombinasi kompetensi dalam tubuh manajemen. "Kami hanya memperkuat aja semua. Semua sudah bekerja dengan baik, tapi kita lebih memperkuat lagi. Ibarat tim bola, biar penyerangnya bagus, tetap harus ada yang bertahan dan ada kipernya. Jadi ini soal mencampur kekuatan yang ada supaya lebih solid," tambahnya.

Strategi Penyehatan Garuda

Garuda berencana melakukan penghimpunan dana melalui penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (PMTHMETD/private placement). PT Danantara Asset Management (DAM) akan mengambil alih seluruh saham baru yang diterbitkan Garuda dengan total nilai sekitar 1,44 miliar dolar AS atau setara Rp23,39 triliun (kurs Rp16.225 per dolar).

Mengacu pada prospektus yang diterbitkan Garuda pada 6 Oktober 2025, suntikan modal tersebut dilakukan melalui dua skema, yakni setoran tunai senilai 1,441 miliar dolar (Rp23,39 triliun) serta konversi pinjaman pemegang saham atau shareholder loan (SHL) sebesar 405 juta dolar (Rp6,56 triliun).

Dalam aksi korporasi ini, Garuda akan menerbitkan 407,90 miliar saham baru dari portepel dengan harga pelaksanaan Rp75 per saham, berdasarkan hasil penilaian wajar oleh KJPP Areyanto & Rekan. Seluruh saham baru tersebut akan diklasifikasikan sebagai saham Seri D.

Sebelum transaksi, kepemilikan saham Garuda tercatat dimiliki oleh Danantara sebesar 64,54%, PT Trans Airways 7,99%, dan masyarakat 27,46%. Setelah proses PMTHMETD rampung, kepemilikan Danantara meningkat signifikan menjadi 93,50%, sedangkan porsi Trans Airways turun menjadi 1,47% dan publik terdilusi menjadi 5,03%.

Sebelumnya, Danantara telah menyalurkan pinjaman senilai 405 juta dolar kepada Garuda melalui perjanjian Shareholder Loan (SHL) yang ditandatangani pada 24 Juni 2025, dan dana tersebut telah dicairkan dalam empat tahap sepanjang Juli hingga September 2025.

Post a Comment Blogger

 
Top