Pergantian Pucuk Pimpinan Garuda Indonesia

Pemerintah melalui Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Danantara Indonesia menunjuk Mayjen TNI (Purn) Glenny H. Kairupan sebagai Direktur Utama Garuda Indonesia menggantikan Wamildan Tsani. Pergantian pucuk pimpinan Garuda Indonesia pada Rabu (15/10/2025) menjadi momentum penting dalam restrukturisasi BUMN penerbangan nasional.

Penunjukan Glenny bukan sekadar perubahan posisi, melainkan bagian dari strategi memperkuat tata kelola dan mempercepat restrukturisasi maskapai pelat merah tersebut. Latar belakang dan langkah Danantara dalam memperkuat tata kelola maskapai ini menjadi fokus utama.

Siapa Sosok Glenny Kairupan?

Glenny Kairupan merupakan purnawirawan TNI AD dan lulusan Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Akabri) tahun 1973. Artinya, ia satu angkatan dengan Presiden Prabowo Subianto. Kedekatan profesional tersebut diyakini memberi kepercayaan politik sekaligus sinergi dalam arah kebijakan antara pemerintah dan korporasi.

Sebelum menjadi Direktur Utama, Glenny pernah menjabat sebagai Komisaris Garuda Indonesia sejak 2024. Ia pun turut terlibat dalam masa awal proses restrukturisasi. Selain latar militer, Glenny juga menempuh pendidikan di Akademi Penerbangan Indonesia dan pernah mengikuti pelatihan di US Army 25th Division, Hawaii, Amerika Serikat. Ia juga meraih gelar magister dari American World University.

Rekam Jejak Glenny Kairupan

Glenny pernah menjabat sebagai Widyaiswara Lemhannas, Staf Intel Dewan Penegakan Keamanan dan Sistem Hukum Departemen Pertahanan, serta Danrem 073/Makutarama. Namanya juga tercatat sebagai anggota Dewan Pembina Partai Gerindra dan pernah menjadi Direktur Penggalangan BPN Prabowo–Sandi pada Pilpres 2019.

Kedekatan Glenny dengan Presiden Prabowo serta latar belakang militernya dinilai relevan dengan kebutuhan kepemimpinan yang tegas dan berorientasi strategis di tengah fase restrukturisasi Garuda Indonesia.

Tujuan Pergantian Direksi Garuda Indonesia

CEO Danantara Rosan P. Roeslani mengatakan, pergantian direksi Garuda dilakukan untuk memperkuat manajemen dari sisi finansial, perencanaan, hingga efisiensi operasional. "Kalau dilihat lebih dalam, karena Danantara kan, kita background-nya dulu ya sedikit, kita kan juga ingin memperkuat Garuda ini secara keseluruhan, baik dari finansialnya, dari planning-nya, dan yang lain-lainnya," papar Rosan.

Danantara juga menegaskan komitmennya untuk memberikan dukungan finansial tambahan asalkan seluruh rencana kerja perusahaan dapat dijalankan secara konsisten.

Peran Ekspatriat dalam Struktur Perusahaan

Restrukturisasi 2025 tak hanya melibatkan pergantian pucuk pimpinan. Dua ekspatriat dari Singapore Airlines dan Qantas turut direkrut untuk memperkuat posisi Chief Financial Officer dan Chief of Transformation Officer. "Yang di mana itu juga dengan background dari Singapore Airlines, dari Qantas, dan yang lain-lainnya untuk posisi CFO dan juga sebagai Chief of Transformation Officer. Jadi, harus dilihat secara keseluruhan," kata Rosan.

Kehadiran tenaga profesional internasional ini menjadi bagian dari transfer pengetahuan global dalam manajemen maskapai penerbangan. Danantara berharap kehadiran mereka memperkuat efisiensi dan tata kelola korporasi Garuda.

Struktur Manajemen Baru Garuda Indonesia

Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) menetapkan struktur baru Garuda Indonesia dengan susunan sebagai berikut:

Direksi: - Direktur Utama: Glenny H. Kairupan - Wakil Direktur Utama: Thomas Sugiarto Oentoro - Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko: Balagopal Kunduvara - Direktur Niaga: Reza Aulia Hakim - Direktur Operasi: Dani Haikal Iriawan - Direktur Teknik: Mukhtaris - Direktur Human Capital & Corporate Service: Eksitarino Irianto - Direktur Transformasi: Neil Raymond Mills.

Komisaris: - Komisaris Utama merangkap Independen: Fadjar Prasetyo - Komisaris: Chairal Tanjung - Komisaris: Frans Dicky Tamara - Komisaris Independen: Mawardi Yahya.

Struktur baru ini dirancang untuk memastikan keseimbangan antara pengalaman nasional dan profesionalisme global dalam pengelolaan maskapai.

Tujuan Restrukturisasi

Garuda Indonesia menegaskan bahwa reformasi manajemen ini merupakan bagian dari upaya memperkuat proses penyehatan perusahaan dan memperbaiki keuangan jangka panjang. Dalam keterangan tertulisnya, Garuda menyebut langkah ini mendapat dukungan dari pemerintah. "Langkah tersebut mendapat dukungan serta persetujuan dari Pemerintah Indonesia melalui BPI Danantara Indonesia," bunyi keterangan resmi Garuda.

Selain memperbaiki struktur pendanaan, restrukturisasi juga diarahkan untuk memperkuat jaringan penerbangan domestik dan internasional, termasuk konektivitas ke wilayah 3T (Terdepan, Terluar, dan Tertinggal).

Harapan Restrukturisasi Garuda Indonesia

Danantara menyatakan bahwa seluruh langkah ini sejalan dengan strategi nasional menuju “Indonesia Emas 2045.” Dalam visi itu, Garuda Indonesia diharapkan menjadi flag carrier yang sehat, efisien, dan berdaya saing global. "Dalam mencapai visi Indonesia Emas 2045, Danantara Indonesia sangat ingin sebuah flag carrier nasional yang sehat dan berkembang," bunyi keterangan resmi perusahaan.

Rosan menambahkan, upaya menyehatkan maskapai tersebut tidaklah setengah-setengah. "Kita menunjukkan bahwa kita tidak setengah-setengah dalam menyehatkan Garuda ini," lanjutnya.

Kini, Garuda Indonesia memiliki kepemimpinan baru, dukungan pemerintah, serta tim manajemen yang lebih kuat. Maskapai tersebut memasuki babak baru reformasi korporasi nasional.

Post a Comment Blogger

 
Top